Cerita Ati Bachtiar di Balik Pembuatan Buku "Telinga Panjang: Mengungkap yang Tersembunyi"

 

Dokumentasi penulis

Ati Bachtiar merupakan sorang ibu rumah tangga yang terobsesi dengan kebudayaan Dayak, membuatnya tergerak untuk menuliskan sebuah buku yang berjudul “Telinga Panjang: Mengungkap yang Tersembunyi”.

Wanita kelahiran Bandung ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan wanita Suku Dayak berkuping panjang dan bagaimana mereka mempertahankan tradisi tersebut. Ati Bachtiar memproses buku tersebut lebih dari dua tahun lamanya dengan tebal 200 halaman.

Perjalanan panjang untuk menulis buku ini tidaklah mudah. Ia mulai tertarik dengan suku Dayak dan meminta agar suaminya mengizinkannya untuk mengenal lebih dalam tentang Suku Dayak. Pada mulanya, sang suami tidak mengizinkan Ati untuk menjalankan niatnya. Namun, melihat kesungguhan dan niat seorang Ati, sang suami pun akhirnya mengizinkannya.

Ati terinspirasi saat melihat sebuah patung yang terbuat dari kayu di Museum Nasional Jakarta. Patung ini perwujudan tokoh nenek moyang sebagai tanda untuk memperingati anggota desa yang sudah meninggal. Bukti bahwa saat itu wanita berkuping panjang adalah identitas untuk Suku Dayak yang telah hidup dan bertahan lebih dari ratusan tahun. Kabarnya, saat ini manusia berkuping panjang mulai memudar dan sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, Ati mengabadikan budaya ini untuk di kenang hingga anak cucu nanti.

Hal lain yang membuat Ati bertekad untuk menulis buku ini adalah karena dirinya sudah membuat janji setelah ia sembuh dari penyakitnya. Perbuatan ini sebagai tanda rasa syukur karena telah diangkat penyakitnya dan ia wujudkan dengan mendokumentasikan misteri adanya manusia kuping panjang di abad ke-21 ini.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang, Ati memutuskan untuk membuat sebuah buku yang menceritakan tentang perempuan berkuping panjang. Buku ini berisi 43 foto perempuan telinga panjang serta 11 foto perempuan yang telinganya sudah dipotong. Ati mengungkapnya lewat proses kerja selama dua tahun, hasilnya sebuah foto (Hard Cover) 24 x 24 cm.

Ide pembuatan buku ini muncul ketika Ati ikut serta dalam pertinjukan di Kalimantan. Beliau bertemu seorang nenek yang kupingnya dipenuhi banyak anting. Nenek tersebut sudah biasa dipotret. Dalam satu kali jepretan, si nenek memasang tarif Rp. 50.000.

            Ati terobsesi dengan perempuan berkuping panjang suku Dayak karena jumlah mereka yang sedikit. Ati ingin mencari tahu kenapa keberadaan mereka mulai menghilang di tengah perkembangan zaman yang kian modern.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa perempuan bertelinga panjang ini mulai punah, oleh sebab itu Ati ingin memastikan apakah hasil penelitian itu benar atau tidak. Akhirnya ia mencari sponsor untuk membuat buku ini, beberapa perusahaan menolak proposalnya. Di akhir perjuangannya, Ati berhasil melaksanakan misinya lewat program Membaca Indonesia. Lewat program ini ia bisa berangkat ke sejumlah suku Dayak sejak Mei 2016 sampai Oktober 2016.

Dengan pendekatan berbeda, Ati berhasil berhasil memotret si nenek bertarif itu dengan sepuasnya serta mendapatkan banyak informasi mengenai perempuan bertelinga panjang. Total perempuan bertelinga panjang suku Dayak ini tinggal 43 orang dan akan mendekati kepunahan. Kepunahan ini terjadi karena mayoritas dari mereka memilih untuk memotong telinganya di puskesmas karena merasa malu. Di mata generasi muda, telinga panjang merupakan sebuah keanehan. Beberapa dari mereka juga malu untuk keluar rumah karena takut diolok-olok. Mereka hanya keluar ketika upacara adat tanam padi, panen padi, dan upacara adat lainnya.

            Selama berada disana Ati telah diangkat menjadi anak oleh 3 ibu, diberikan gelang sebagai tanda bukti telah diangkat menjadi anak. Ati juga memotret perempuan-perempuan Dayak yang cantik. Kata orang Suku Dayak semakin panjang telinganya semakin cantik. Tato juga simbol kecantikan di Dayak, tato ini juga sebagai tanda apakah sudah menikah atau belum. Tapi, untuk yang perempuan sudah tidak dilanjutkan tradisi tersebut karena dianggap sudah kuno dan ketinggalan zaman.

            Beliau membawa tiga orang asli dari suku Dayak yang diberi beasiswa untuk melanjutkan sekolah di Jakarta. Salah satu orang yang dibawa Ati yang bernama Hibo. Hibo mengatakan, “Masih ada generasi muda yang meneruskan, tetapi tidak sebanyak dulu. Tidak sampai 5 orang dalam 1 desa dan penduduknya tidak sampai 1 juta. Karena zaman sudah berubah, tradisi untuk memanjangkan telinga ini pun berkurang.”

            Ati Bachtiar terinspirasi dari sang suami yang mengatakan, “Dokumentasi sekarang ini karena suatu saat hal-hal itu tidak akan ada lagi di masa depan. Dalam proses pemanjangan telinga tidak hanya sebentar, tetapi perlu berpuluh-puluh tahun.”

            Beliau mengatakan, tidak suka fotografi saja, tapi menyukai masak dan juga merajut. Yang memotivasi beliau sebenarnya adalah suaminya. Karena impiannya, merasa bertanggungjawab sebagai fotografer. Mendokumentasi apa yang ada. Bagaimana merealisasikan impiannya. Menjalani semua dengan bahagia, karena selama di perjalanan dia menemukan hal-hal yang sangat luar biasa.

(Laita Nur Azahra/Politeknik Negeri Jakarta)



Komentar

  1. Cerita yang menarik, jadi pengen baca bukunya

    BalasHapus
  2. Pengen deh jadi penulis buku atau liputan ke pelosok indonesia buat merekam kebudayaannya, biar ga terlupakan

    BalasHapus
  3. wah inspiratif ya ceritanya. beliau bisa menyusuri sampai daerah pelosok

    BalasHapus
  4. cita-citaku semoga bisa menjadi wanita yg dapat mengispirasi banyak orang

    BalasHapus
  5. Banyak pelajaran yg bisa didapat dr cerita di atas

    BalasHapus
  6. Keren,,, jadi kangen liputan :(

    BalasHapus
  7. Keren bgt sih temen gw

    BalasHapus
  8. Ihh ada akuu di foto hahaha, kangen banget liputan yang kayak gini🥺

    BalasHapus
  9. Keren banget mbak Ati, so inspiring :')

    BalasHapus
  10. sosok yang inspiring ati bachtiar!

    BalasHapus
  11. Jadi kangen bgt liputan😭😭😭 walau capek, tp br kerasa manfaat dan pengalamannya. Ternyata kangen juga yaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dalam Empat Prodi Teknik Grafika dan Penerbitan di PNJ

Workout Gratis Selama di Rumah Aja

Ini Adalah Tentangku